Muniroh, M.Pd. |
Sekarang menanam, besok
memetik. Begitulah pepatah yang sangat akrab dengan kita. Artinya bahwa kita
berkewajiban untuk menanam apabila kita berharap untuk memetik. Menanam bukan sembarang
menanam. Apabila kita berharap hasil
petikan yang maksimal tentu ikhtiarnya juga maksimal. Pasti dibutuhkan
prasyarat yang harus terpenuhi baik tempat menanam yang subur, teknis, kapan pemupukan yang tepat, dan seterusnya.
Apabila kita salah memilih tempat menanam maka akan berpengaruh
terhadap hasil petikannya. Walaupun bibit unggul yang kita tanam akan tetapi
ditanam di tempat yang gersang, jangan berharap
banyak akan mendapatkan petikan yang maksimal. Petikan hari ini adalah hasil tanaman
beberapa tahun yang lalu. Menanam hari ini adalah investasi masa depan yang
gemilang.
Berangkat dari uraian tersebut, saat ini,
kita, Ibu Bapak
yang memiliki buah hati di akhir
jenjang pendidikan baik kelas TK B atau kelas VI SD, kelas IX atau
kelas XII tentu harap-harap cemas. Pada
dasarnya putra-putri kita adalah luar biasa potensinya. Akan tetapi anak yang
luar biasa tersebut akan menjadi biasa-biasa saja atau bahkan luarbiasa
sebaliknya apabila tidak dikembangkan secara maksimal.
Masih segar dalam ingatan kita, ketika sebagian orang antri
panjang berdebar-debar mendaftarkan putra-putrinya, atau orang tua menjadi galau
ketika putra-putrinya tidak diterima di sekolah tertentu yang orang bilang
sekolah hebat keren... Padahal Tidak ada sekolah yang sempurna 100% walaupun terakreditasi A dengan score
sempurna 100.
Berikut beberapa hal yang dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam menentukan pilihan sekolah bagi anak.
Tiga diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Sarana dan
prasarana. Saat ini hampir semua sekolah dalam kategori baik secara fisik. Ada sebagian orang terlena melihat
kemegahan bagunan yang waow . . . megah.
Akan tetapi yang terpenting adalah akankah sarana tersebut dimanfaatkan oleh
sekolah bukan sekadar
sebagai pemandangan yang menipu.
Tidak sedikit laboratorium komputer yang rusak bukan karena dipakai tetapi
karena tidak dipakai.
2.
Kurikulum.
Kurikulum Kementerian
Pendidikan atau Kementerian Agama
adalah kurikulum minimalis yang menstandarkan dari Sabang sampai Merauke. Untuk menentukan sebuah sekolah berkualitas
dapat dilihat pengembangan kurikulum yang dilakukan. Hal ini bisa dalam bentuk
keterpaduan baik secara agama misalnya TKIT, SDIT, SMPIT, SMAIT atau dalam
bentuk yang lain begitu juga budaya potensi lokal dan pengembangan diri. Apakah dalam bentuk ekstrakurikuler, pengembangan
bahasa, siswa berprestasi, dan lain sebagainya.
3.
Sumber Daya
Manusia (SDM).
Guru adalah komponen penentu kesuksesan pendidikan yang tidak dapat tergantikan
oleh apapun. Guru yang dapat ‘digugu
lan ditiru, apapun yang diucapkan dilakukan’, guru menjadi referensi yang tak terbantahkan, mencintai dan dicintai oleh anak-anak di mana kedatangannya
dirindukan dan perpisahannya disesalkan memiliki kapasitas akademik. Memang
benar pengalaman adalah guru yang terbaik atau guru yang berpengalaman adalah
guru yang terbaik akan tetapi akan semakin baik ketika guru mau dan selalu belajar. Salah satu indikatornya adalah guru yang
selalu memiliki semangat muda yang biasa dimiliki guru-guru muda walaupun tidak
menutup kemungkinan guru-guru tua. Karena gurulah yang akan mengelola kurikulum
saran dan prasarana, apalagi tuntutan kurikulum selalu berubah sesuai
perkembangan zaman. Kadang perubahan kurikulum
menjadi momok tersendiri bagi guru-guru yang tidak memiliki visi ke depan. Ada banyak faktor penentu
keberhasilan pendidikan, tiga
diantaranya adalah guru, kemudian
guru setelah itu guru, dan
baru yang lain.
Menentukan pilihan sekolah bagi putra-putri terbaik juga harus
bijak sehingga perlu mempertimbangkan bakat minat, potensi
atau cita-cita anak yang bersangkutan.
Artinya tidak sepenuhnya orang tua menentukan sesuai keinginan orang tua tetapi
juga tidak serta merta tergantung kemauan anak. Karena belum saatnya anak
menentukan masa depannya sendiri lebih-lebih untuk anak di jenjang taman
kanak-kanak (TK) atau pendidikan dasar (SD-SMP).
Selamat memilih sekolah dengan pilihan terbaik untuk masa depan
putra-putri terbaik.
*Oleh : Muniroh, M.Pd, Ketua Korda JSIT Semarang- Salatiga, e-mail: ohmunir333@gmail.com